Rabu, 18 Agustus 2010

Antologi puisi 1

SIAPAKAH AKU?

Aku adalah malam yang takkan pernah hilang
Aku mengembara di setiap mimpi yang panjang
Begitu malam datang
Semua terpesona akan keanggunan diriku

Aku takkan ada
Bila kabut datang begitu sembab
Aku takkan hadir
Bila sang pengagum tiada
Bayang semuku,
Memantulkan cahaya yang begitu indah
Aku pun terpesona akan diriku
Aku lupa akan keberadaanku
Semuanya hitam namun begitu terang

Mimpi-mimpipun akan pudar
Di kala semua menatap ke arahku
Kau tahu siapa aku?
Kau ingin tahu keberadaanku?

Siapakah aku?
Sebutah aku, Bintang……



BOHONG

Bunga mekar dalam tanah yang gersang
Matahari menampakan cahayanya yang terang
Dalam tetesan hujan deras
Saat hari meninggalkan kehidupan
Burung-burung berkicau ria

Dalam keheningan yang mencekam
Raib di kesaksian dewi malam
Dalam coretan tinta hitam
Terhapus sudah semua harapan
Meratapi diri dalam kegelapan

Kebohongan dalam sulaman air
Berjajar rapi dalam keindahan
Bertengger di atas dahan
Menjatuhkan uratan dalam diri



AKU INGIN PERGI

Aku ingin meninggalkan dunia fana ini
Yang terdapat beribu-ribu harapan
Namun ku takut semua sesal itu datang
Berpangku pada sebuah bayangan
Bertopang dalam pedihnya perasaan

Ku ingin semuanya hilang
Dan menjadi tangisan kenangan
Yang takkan pernah kembali ku pikirkan
Walau jeritan memanggil pikiran

Waktu selalu terpendam dalam mimpi
Ingin rasanya membuka mimpi walau dalam angan
Yang kan membuat suatu imaji
Dan mungkin di telan diri
Sungguh menyakitkan.
Ku ingin pergi…
Dan takkan pernah kembali
Walaupun pedih ini selalu menghantui


Bunga yang bermekaran
Matahari yang lusuh tak berpendar
Awan yang bergerak perlahan
Takkan mampu merasuki jiwa ini

Kebahagian yang selalu pudar
Tanpa ku sadari tlah kembali
Di dalam kelembutan hatimu
Yang selalu ada di benakku

Air berdesir tak bersua
Api membara mematikan
Suatu perjalanan yang takkan bersatu
Namun kusadar akan satu hal
Tanpamu ku tak memiliki hati
Hanya jantung
Berdetak tanpa arah tujuan
Semakin lama akan hilang di telan kesunyian
Tanpamu

Memang besar semua perih
Kembali semuanya mati
Tanpamu ku hanya bisa sendiri


PAGI

Pagi yang indah…
Cahaya masuk lewat celah daun-daun basah
Hati yang kelam berganti indah
Malam yang senyap berganti sumringah

Meski setetes embun tak menanti
Walau peri-peri terbang silih berganti
Hinggap bersama daun-daun gugur

Mungkinkah semua ini terjadi
Dalam kisah semilir angin
Yang berjalan menelusuri
Pagi indah tak berujung

Akankah pagi ini terulang kembali
Mengungkap semua misteri
Yang selalu di lalui
Dengan senyuman yang tercermin
Kala kedua mata terbuka

Di pagi yang ceria
Pagi indah tak berujung


SESAL

Di sana adalah tempat yang paling indah
Indah takkan terluapkan
Meski oleh kata-kata
Bergerak ku melangkah
Menuju kebahagiaan tanpa akhir
Walau kan hilang di telan waktu

Ku lewati hari-hariku
Dengan warna tanpa waktu
Bertahan bagai batu
Namun lemah bagai karang tersisir ombak

Harapan hanyalah harapan
Penyesalan yang takkan bertahan
Di bawah gugurnya perasaan
Yang jatuh terinjak-injak bualan

Ku ingin katakan sesuatu
Namun kata itu hilang bagai abu
Semuanya tak lagi berarti
Hanya ada peluh yang ku pendam

Sesal dalam kekosongan
Gundah gulana selalu menerjang
Tempat indah tinggal bayang
Yang kan bicara di hari esok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar